SB - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sinjai terus merugi. Ini dampak belum naiknya tarif air minum yang semula direncanakan beberapa waktu lalu, Ungkap Kasubag Keuangan PDAM Sinjai, Suratman, ketika ditemui beberapa hari lalu diruang kerjanya.
Kerugian yang dialami PDAM Sinjai ini, karena biaya operasional lebih besar ketimbang pemasukan yang ada, sehingga setiap bulannya PDAM Sinjai harus mengeluarkan biaya tambahan minimal Rp. 60 Juta untuk menutupi kekurangan biaya operasional tersebut.
"Untuk biaya oprasional sendiri, itu mencapai Rp.240 juta perbulan, sementara pemasukan hanya Rp.180 Juta, artinya PDAM Sinjai merugi sampai Rp. 60 juta, jika kami kalkulasi selama setahun tentu kerugian mencapai ratusan juta", Jelas kata Suratman.
Diakuinya dalam kondisi yang seperti sekarang ini memang akan sangat sulit bagi PDAM untuk dapat memperoleh pendapatan yang bernilai keuntungan dari hasil pembayaran rekening pelanggan, ditambah lagi untuk saat ini pelanggan juga masih merasa kurang puas dengan kualitas air yang mereka nikmati dari PDAM Sinjai.
Sementara itu ditengah kerugian yang dialami oleh PDAM Sinjai, pelanggan mereka yang sehari-hari menikmati aliran air dari PDAM tersebut, masih sering mengeluh terkait dengan pelayanan yang diberikan oleh PDAM, baik itu masalah kualitas air yang sampai saat ini kurang bersih dikarenakan air berlumpur, sampai pada seringnya air tidak mengalir sampai beberapa hari.
Seperti yang terjadi saat air, kembali aliran air PDAM terhenti dikarenakan peralatan yang mereka gunakan untuk memompa air dari sungai itu terendam lumpur, sehingga menurut Suratman masyarakat kembali harus bersabar untuk beberapa hari sampai peralatan tersebut selesai diperbaiki.
"Beberapa hari ini, memang ada beberapa titik yang tidak teraliri air bersih, itu karena adanya perbaikan, jadi kami memohon kepada pelanggan untuk bersabar sampai menunggu perbaikan tersebut", Harapnya. (**)
Kerugian yang dialami PDAM Sinjai ini, karena biaya operasional lebih besar ketimbang pemasukan yang ada, sehingga setiap bulannya PDAM Sinjai harus mengeluarkan biaya tambahan minimal Rp. 60 Juta untuk menutupi kekurangan biaya operasional tersebut.
"Untuk biaya oprasional sendiri, itu mencapai Rp.240 juta perbulan, sementara pemasukan hanya Rp.180 Juta, artinya PDAM Sinjai merugi sampai Rp. 60 juta, jika kami kalkulasi selama setahun tentu kerugian mencapai ratusan juta", Jelas kata Suratman.
Diakuinya dalam kondisi yang seperti sekarang ini memang akan sangat sulit bagi PDAM untuk dapat memperoleh pendapatan yang bernilai keuntungan dari hasil pembayaran rekening pelanggan, ditambah lagi untuk saat ini pelanggan juga masih merasa kurang puas dengan kualitas air yang mereka nikmati dari PDAM Sinjai.
Sementara itu ditengah kerugian yang dialami oleh PDAM Sinjai, pelanggan mereka yang sehari-hari menikmati aliran air dari PDAM tersebut, masih sering mengeluh terkait dengan pelayanan yang diberikan oleh PDAM, baik itu masalah kualitas air yang sampai saat ini kurang bersih dikarenakan air berlumpur, sampai pada seringnya air tidak mengalir sampai beberapa hari.
Seperti yang terjadi saat air, kembali aliran air PDAM terhenti dikarenakan peralatan yang mereka gunakan untuk memompa air dari sungai itu terendam lumpur, sehingga menurut Suratman masyarakat kembali harus bersabar untuk beberapa hari sampai peralatan tersebut selesai diperbaiki.
"Beberapa hari ini, memang ada beberapa titik yang tidak teraliri air bersih, itu karena adanya perbaikan, jadi kami memohon kepada pelanggan untuk bersabar sampai menunggu perbaikan tersebut", Harapnya. (**)
0 komentar:
Posting Komentar